-->

Tuesday, December 30, 2014

Sejarah Penggunaan Ranjau Laut



Setelah kita tahu apa itu Ranjau, maka disini kami bahas kronologi penggunaan Ranjau Laut dalam Medan Peperangan Laut.


1. Abad 18 M

Ranjau laut yang pertama, dikenal sebagai Bushnell's Torpedo pada tahun 1776. David Bushnell juga menemukan kapal selam amerika pertama yaitu the Turtle. Penggunaan ranjau laut pertama kali pada saat konflik yaitu pada Revolusi Amerika (1775-1783). Pada 1777, atas perintah dari Jenderal Washington, David Bushnell menghanyutkan beberapa dari ranjaunya untuk menenggelamkan beberapa kapal perang Inggris yang lego jangkar di sungai Delaware, Philadelphia. Robert Fulton membuat ranjau kontak jangkar yang pertama pada tahun 1797-1812. Robert Fulton merupakan salah satu pelopor yang mempromosikan potensi dari peperangan ranjau kepada kekuatan laut seperti Perancis, Inggris dan USA.




2. Abad 19 M

Pada Abad 19 perkembangan dari firing mechanism ranjau sangat pesat dari abad sebelumnya. Ranjau juga digunakan untuk pertama kalinya sebagai senjata konvensional. Sam Colt menggunakan pertama kali sistem peledakan ranjau secara elektrik pada tahun 1842.

Pertama kali penggunaan ranjau laut secara sistematis dalam perang terjadi pada Crimean War (1854-1856 M). Rusia menggunakan ranjau untuk tujuan defensif. Keterbatasan pengetahuan untuk menangani ancaman ranjau, dapat menghalangi kekuatan AL Inggris untuk menyerang pelabuhan Rusia.




Penggunaan ranjau dalam skala besar dalam perang yaitu pada saat American Civil War (1862-1865). Pada saat itu juga digunakan TPR untuk pertama kalinya, seperti Torpedo Rake dan Anti-Torpedo Nettings. Dalam perang tersebut, kapal federal yang tenggelam akibat ranjau adalah 27 kapal, sedangkan yang tenggelam akibat tembakan artilery hanya 9 kapal. Ini membuktikan pada saat perang sipil bahwa ranjau laut merupakan senjata yang efektif bagi AL yang lemah dalam menghadapi kekuatan AL lawan yang lebih kuat.

Tanduk Herz, adalah firing mechanism pertama untuk ranjau kontak, di kembangkan pada 1868 oleh Dr. Otto Herz. Tanduk Herz menjadi standard untuk ranjau kontak yang berikutnya untuk 70 tahun kedepan.

Pemberat bandul di kembangkan oleh Perwira AL Inggris, Lt. Ottley pada tahun 1876. Benda ini di design supaya ranjau jangkar dapat terpasang di kedalaman yang dapat di setting di bawah permukaan, tidak terpengaruh dari kondisi pasang surut pada saat waktu penyebaran.




3. Abad 20 M (Pra PD I)

Pada awal abad ke 20, ada dua kejadian sejarah yang mempengaruhi dalam perkembangan peperangan ranjau. Yaitu :
a) Perang Rusia-Jepang


Pada tahun 1904, ranjau laut digunakan untuk pertama kalinya di laut terbuka ketika perang Rusia-Jepang dengan sukses luar biasa. Kedua belah pihak menggunakan ranjau (terutama ranjau tipe jangkar dan tanduk Herz), secara extensif untuk tujuan bertahan (difensif). Bagaimanapun, salah satu berbedaan yg signifikan adalah penggunaan ranjau di laut terbuka secara ofensif, yang mana sesudah itu menyebabkan masalah bagi kapal netral, walaupun sesudah konflik berakhir. Perang Rusia-Jepang mempertunjukan bahwa ranjau merupakan senjata yang ampuh. Rusia menenggelamkan lebih banyak kapal perang Jepang dengan ranjau daripada dengan senjata yang lainnya.


b) Konvensi Hague

Pada tahun 1907, Konvensi Hague telah membicarakan akibat dari tidak adanya batasan/ aturan tentang penggunaan ranjau pada perang Rusia-Jepang. Setelah perang tersebut, banyak lived minesterpisah dari jangkarnya dan melayang/ mengapung dengan bebas di laut terbuka, menyebabkan masalah besar bagi pelayaran di area tersebut. Hal ini mengundang banyak perhatian dari banyak negara dan sebagai hasilnya, Konvensi Hague telah merumuskan aturan tentang pembatasan penggunaan ranjau dalam masa perang apabila terjadi konflik di masa yang akan datang.

Isi dari Konvensi Hague antara lain :
1. Semua medan ranjau harus di umumkan.
2. Semua Ranjau yang disebar, harus dibersihkan kembali oleh negara penyebar setelah konflik berakhir.
3. Pembatasan penggunaan ranjau melayang.
4. Dll.



4. Abad 20 (PD I)

Perang Dunia-1 memperlihatkan peningkatan dalam penggunaan ranjau dalam peperangan laut seiring dengan perkembangan teknik penyebaran dan design ranjau itu sendiri. Ranjau di gunakan dengan tujuan defensif dan ofensif oleh negara yang berperang dalam PD-1. Seperti contoh di bawah ini :


1) DefencePertahanan anti kapal selam Jerman oleh Sekutu.

Pada tahun 1914, kekuatan kapal selam jerman menjadi suatu ancaman besar bagi armada Sekutu dan kapal niaganya. Jawaban dari permasalahan ini adalah dengan menggunakan ranjau untuk menenggelamkan kapal selam Jerman. Di sebelah Utara, sekitar 240.000 ranjau telah disebarkan oleh Inggris dan Amerika (80% disebarkan oleh Amerika). Sebagai hasilnya 6 kapal selam Jerman tenggelam dan beberapa mengalami kerusakan. Sedangkan di sebelah selatan, berakhir pada tahun 1918 dengan sekitar 11.000 ranjau dan berhasil menenggelamkan 11 kapal selam Jerman.






2) Defence, Pertahanan anti invasi paling efektif oleh Turki di Dardanelles.


Kombinasi antara penggunaan ranjau dengan meriam pantai yang saling mendukung satu sama lain menjadikan perencanaan pertahanan yang sangat efektif dalam melawan operasi pendaratan. Kegagalan percobaan untuk pendaratan oleh Skuadron Anglo-French menyebabkan kehilangan 4 battleship karena ranjau. Ketidaktentuan yang di ikuti oleh kejadian terkena ranjau menyebabkan perencanaan pendaratan di batalkan.



3) Offence, Jerman menggunakan ranjau untuk menambah kekurangan dari kapal kombatan guna mengacaukan pelayaran yang menujupelabuhan Inggris.


Selain menggunakan kapal selam, Jerman juga menggunakan ranjau sebagai bentuk penyerangan melawan lalu lintas pelayaran yang sangat vital dan ramai dari Amerika Utara menuju pelabuhan Inggris. Sekitar 50.000 ranjau disebarkan, menenggelamkan sekitar 600 kapal sekutu. 


Selama PD-1, kapal selam muncul sebagai platform baru untuk menyebarkan ranjau. Kapal selam ini merupakan design pertama untuk operasi penyebaran ranjau.Teknologi dan bentuk baru dari ranjau muncul selama periode PD-1.




5. Abad 20 (PD II)

Pada PD II, setiap 35 ranjau yang di sebar, satu buah kapal tenggelam. Jerman dan pasukan Sekutu masing-masing kehilangan lebih dari 1000 kapal akibat ranjau. Pada masa ini ditemukan teknologi terbaru untuk ranjau, yaitu ranjau pengaruh (influence mine).



Influence mines adalah ranjau yang akan teraktuasi karena satu atau kombinasi dari beberapa faktor pengaruh : magnetic, acoustic dan pressure. Ranjau-ranjau pengaruh ini pertama kali di operasikan pada waktu PD II.

1. Ranjau pengaruh pada umumnya merupakan ranjau dasar dan oleh karena itu tidak di pengaruhi oleh faktor lingkungan seperti pasang surut dan arus, tidak seperti ranjau jangkar. Keterbatasan yang menjadi sifatnya yaitu membutuhkan perairan yang agak dangkal dan semakin dekat dengan target makan akan semakin efektif.

2. Ranjau dasar Magnetik pertama kali di buat dan di uji oleh Inggris pada tahun 1917. Mereka menyebutnya dengan M-sinkers. Tetapi Jerman adalah yang pertama kali meraih sukses dalam penggunaan ranjau magnetik ini pada awal PD II. Aktuasi ranjau ini disebabkan perubahan medan magnet bumi karena akibat dari komponen magnetik yang ada di kapal baik yang permanen maupun yang variabel.

3. Ranjau dasar Akustik digunakan oleh kedua belah pihak, Sekutu dan Jerman pada akhir PD II. Aktuasi ranjau ini disebabkan oleh suara bawah air yang di timbulkan oleh kapal yang bergerak melalui air.

Ranjau dasar Pengaruh di kenal juga sebagai oysters, di kembangkan pada tahun 1943. Teraktuasi karena perubahan tekanan air dibawah sebuah kapal yang bergerak.

Berkembang suatu teknologi baru dalam menyebar ranjau yaitu dengan menggunakan pesawat terbang. Penyebaran ranjau secara tradisional yaitu dengan kapal permukaan dinilai lambat dan berbahaya. Menyebar ranjau dengan pesawat udara dengan maksud bahwa medan ranjau yang biasanya diselesaikan beberapa hari oleh kapal permukaan, dapat di lakukan hanya dalam beberapa jam dan yang paling penting adalah resikonya rendah.


Ranjau memegang peranan yang sangat penting sebagai senjata untuk menyerang. Operation Starvation adalah contoh baik betapa efektif nya offensive minning. 650 kapal Jepang tenggelam dan lalu lintas pelayaran sangat terganggu. Jepang sangat tergantung pada kebutuhan importnya, sehingga pada akhirnya menyerah. Operasi ini dilaksanakan oleh Amerika dalam melawan Jepang pada akhir PD II.






6. Abad 20 (Pasca PD II / Perang Dingin)

Pelajaran yang dapat kita pelajari dari beberapa konflik dan insiden yang berbeda setelah PD II mengenai pentingnya peperangan ranjau, yaitu pada masa :


1) Korean War


Dalam perang korea, Amerika harus belajar kembali tentang sebuah pelajaran penting yaitu Never Underestimate the Mine Threat!! (jangan pernah meremehkan ancaman ranjau). Pada saat Operasi Wonsan, penggunaan ranjau yang efektif dapat menunda pendaratan dari pasukan Amerika dan menyebabkan rencana menjepit gerakan untuk menjebak pasukan Korea Utara di Wonsan gagal.



2) Vietnam War


Tujuan Ofensif dalam peperangan ranjau modern dapat tergambar dengan baik pada saat perang Vietnam. Haipong di blokade oleh Amerika ketika konflik Vietnam pada Mei 1972 menunjukan keefektifan dari ranjau laut sebagai offensive weapon. Sebuah keluarga ranjau baru yang disebut dengan"destructors", sebuah bomb ranjau, pertama kali digunakan pada tahun 1967. Kata "destructor" ini digunakan kemungkinan untuk mengelakan arti dari kata "mine" secara politik.

Dalam peranjauan ini di gunakan satu aircraft carrier dan 26 pesawat udara tiap jam untuk meranjau pelabuhan Haipong. Tidak ada kapal yang bisa masuk ke pelabuhan sejak peranjauan sampai 10 bulan kedepan, pada akhirnya Amerika membersihkan lorong/selat tersebut pada akhir masa peperangan.



3) Red Sea Incident


Pada tahun 1984, ranjau digunakan untuk mengancam kebebasan dalam ber-navigasi sebagai bentuk dari terorisme di utara Laut Merah, adalah sebuah pelajaran bagi dunia. Teroris (kemungkinan dari Libya) menyebar beberapa magnetik-akustik ranjau dasar (sekitar 20-25 berasal dari Rusia) di sebelah utara Laut Merah, dalam usaha untuk mengancam kebebasan ber-navigasi. Kekuatan MCM internasional dari Perancis, Inggris, Italy dan Amerika dikerahkan selama 2 bulan untuk membersihkan sehingga aman untuk dilewati menuju terusan Suez.

Pada kasus ini menggambarkan betapa rapuhnya/lemahnya transportasi laut terhadap ancaman ranjau dan sampai hari ini, dimana hampir seluruh perdagangan dunia dilakukan masih melalui jalan laut, ranjau merupakan ancaman yang nyata meskipun dalam waktu damai. 




4) Persian Gulf

Dari 1987 sampai dengan 1991, ranjau (termasuk yang model lama), pertama kali disebar oleh Iran dan kemudian Irak di Teluk Persia, menunjukan kerapuhan bahkan bagi AL yang paling kuat sekalipun terhadap ancaman dari ranjau. Satu pelajaran penting yang dapat di ambil dari kejadian ini adalah pada tahun 1987, ketika ranjau-ranjau canggih/pintar sudah ada, ranjau dengan model lama tetap merupakan ancaman yang potensial. Hal ini terjadi ketika sebuah kapal frigate Amerika USS Samuel B. Roberts terkena ranjau model lama dan menghabiskan biaya 97 juta USD untuk perbaikan.

Selama perang teluk, Irak menyebar sekitar 1200 ranjau dimana 80% adalah ranjau kontak peninggalan PD I dan PD II dan 20 % adalah ranjau dasar pengaruh. Salah satu kapal suplai AL Amerika USS Tripoli terkena ranjau jangkar kontak model lama dan sebuah kelas Ticonderoga USS Princeton terkena 2 buah ranjau modern MANTA.





sumber: 
  • http://minethreat.blogspot.com/2009/11/sejarah-peperangan-ranjau-abad-18-19.html
  • http://minethreat.blogspot.com/2009/11/sejarah-peperangan-ranjau-preworld-war.html
  • http://minethreat.blogspot.com/2009/11/sejarah-peperangan-ranjau-world-war-ii.html
  • http://minethreat.blogspot.com/2009/11/sejarah-peperangan-ranjau-post-world.html
.

Advertiser