Atau juga disebut "The Ottoman Cannon" adalah meriam besar yang berasal dari kekhalifahan Turki Ottoman, dengan keakuratannya yang mengerikan pada masa itu.
Pada tahun 1450 M seorang Khalifah Muda bernama Muhammad II ( Al Fatih ) dari kekhilafahan Utsmani (Ottoman), menciptakan sebuah penemuan yang mengguncang dunia yaitu berupa meriam pembom raksasa yang dia beri nama dalam Bahasa Turki Qanun Bassilick, atau Bassilica Canon dalam Bahasa Inggris, dan juga disebut The Great Bombard.
Dan pada tahun 1453 M, Meriam itu akhirnya digunakan untuk menjebol tembok benteng super tebal Konstantinopel yang selama 1100 tahun tak tertembus oleh berbagai macam senjata.
Akhirnya pada 29 Mei 1453 kota yang telah dijanjikan kepada kaum muslim yaitu Konstantinopel berhasil ditaklukan, dan menjadi Ibu Kota Negara Khilafah Islam selama 500 Tahun sampai akhirnya menjadi Istanbul sebagai Ibu Kota Bisnis Turki saat ini.
Berikutnya di tahun 1464 M seseorang yang bernama Munir Ali dari Turki Ottoman juga merancang Meriam yang hampir serupa, dikenal dengan nama “Dardanella Gun”, karena dipakai dalam perang melawan Kerajaan Britania Raya di selat Dardanella pada tahun 1807 M. Bangsa-bangsa di Eropa juga mengenalnya dengan sebutan “Muhammad Gun”. Hanya mendengar namanya saja nyali para jenderal dan pasukan-pasukan Eropa saat itu menciut.
Meriam itu pernah ditempatkan di benteng pertahanan, baik yang ada di darat maupun di daerah pantai. Selain digunakan sebagai artileri darat, The Great Bombard juga dipasangkan pada kapal-kapal perang turki, seperti jenis kapal Galleon dan Monitor/Bom Vessel. dalam Pertempuran Dardanella, meriam itu mampu menenggelamkan enam kapal Sir John Ducksworth. Jangkauan meriam ini pun mampu melintasi selat sejauh satu mil.
Pada tahun 1866 M, Sultan Abdul Aziz memberikan salah satu The Great Bombard yang digunakan pada perang Dardanella untuk Ratu Victoria saat kunjungan kenegaraannya di Inggris. Dan kini The Great Bombard atau Dardanella Gun tersebut dapat anda nikmati di Fort Nelson, Portsmouth, Inggris. Senjata legendaris itu kini telah menjadi bagian dari koleksi paling berhaga Royal Armouries Kerajaan Inggris.
.
Akhirnya pada 29 Mei 1453 kota yang telah dijanjikan kepada kaum muslim yaitu Konstantinopel berhasil ditaklukan, dan menjadi Ibu Kota Negara Khilafah Islam selama 500 Tahun sampai akhirnya menjadi Istanbul sebagai Ibu Kota Bisnis Turki saat ini.
Berikutnya di tahun 1464 M seseorang yang bernama Munir Ali dari Turki Ottoman juga merancang Meriam yang hampir serupa, dikenal dengan nama “Dardanella Gun”, karena dipakai dalam perang melawan Kerajaan Britania Raya di selat Dardanella pada tahun 1807 M. Bangsa-bangsa di Eropa juga mengenalnya dengan sebutan “Muhammad Gun”. Hanya mendengar namanya saja nyali para jenderal dan pasukan-pasukan Eropa saat itu menciut.
Meriam itu pernah ditempatkan di benteng pertahanan, baik yang ada di darat maupun di daerah pantai. Selain digunakan sebagai artileri darat, The Great Bombard juga dipasangkan pada kapal-kapal perang turki, seperti jenis kapal Galleon dan Monitor/Bom Vessel. dalam Pertempuran Dardanella, meriam itu mampu menenggelamkan enam kapal Sir John Ducksworth. Jangkauan meriam ini pun mampu melintasi selat sejauh satu mil.
Pada tahun 1866 M, Sultan Abdul Aziz memberikan salah satu The Great Bombard yang digunakan pada perang Dardanella untuk Ratu Victoria saat kunjungan kenegaraannya di Inggris. Dan kini The Great Bombard atau Dardanella Gun tersebut dapat anda nikmati di Fort Nelson, Portsmouth, Inggris. Senjata legendaris itu kini telah menjadi bagian dari koleksi paling berhaga Royal Armouries Kerajaan Inggris.
.